
TIDAK akan pernah rugi jika Anda rajin olahraga. Latihan atau olahraga dapat menurunkan risiko Alzheimer, para ilmuwan mengklaim setelah menemukan hubungan antara kesehatan jantung dan masalah memori yang buruk.
Sebuah studi baru dari Vanderbilt University Medical Center menemukan, orangtua yang jantungnya memompa lebih sedikit darah, telah membatasi aliran darah di lobus temporal, daerah di mana patologi demensia dimulai. Mereka yang memiliki kebugaran dan kesehatan jantung terburuk memiliki otak yang berusia 20 tahun lebih tua dari seharusnya.
Para ahli memperingatkan, temuan tersebut harus menjadi alarm bagi setiap orang untuk berolahraga minimal 30 menit 5 kali seminggu. Hal ini untuk memperbaiki peluang menghindari penyakit neurodegeneratif yang melumpuhkan.
"Saat ini kamu tahu banyak tentang bagaimana mencegah dan mengelola banyak bentuk penyakit jantung secara medis. Namun, kami belum tahu bagaimana cara mencegah atau mengobati penyakit Alzheimer," kata penulis utama Dr Angela Jefferson, direktur Vanderbilt Memory & Alzheimer's Center yang dikutip Dailymail, Jumat (10/11/2017).
"Penelitian ini sangat penting, karena dapat membantu kita memanfaatkan pengetahuan tentang mengelola kesehatan jantung untuk mengatasi dan mengobati faktor risiko kehilangan ingatan pada orang dewasa yang lebih tua sebelum gejala kognitif berkembang," jelasnya.
Penelitian yang dipublikasikan secara online hari ini di Neurology, melibatkan 314 orang berusia rata-rata 73 tahun. Mereka merupakan bagian dari Vanderbilt Memory & Aging Project, sebuah studi longitudinal yang akan terus melacak kesehatan dan kemampuan kognitif mereka.
Sekira sepertiga (39%) memiliki gangguan kognitif ringan, yang meningkatkan risiko Alzheimer. Sisanya memiliki fungsi kognitif normal.
Para peneliti menggunakan echocardiography untuk mengukur aliran darah jantung mereka, dan MRI untuk melihat seberapa banyak dan lancar darah mengalir ke otak. Mereka menemukan kesehatan jantung yang buruk bisa membuat otak menua hingga 20 tahun dari seharusnya.
"Salah satu cara untuk menempatkan hasil ini ke dalam konteks yang bermakna adalah untuk menentukan bagaimana satu tahun penuaan berhubungan dengan aliran darah di otak," tutur Dr Jefferson.
"Kemudian, kita membandingkan efek penuaan satu tahun dengan efek indeks jantung lebih rendah. Ketika kita melakukan itu, kita menemukan bahwa efek indeks jantung pada aliran darah di lobus temporal sesuai dengan usia otak 15 sampai 20 tahun lebih tua," papar Dr Jefferson.
Dr Jefferson mengatakan, penelitian tersebut menunjukkan, seiring bertambahnya usia, kita perlu
berbuat lebih banyak untuk membantu aliran darah di otak. Semakin banyak latihan atau olahraga dilakukan, semakin rendah kita terkena demensia.
"Sekarang jelas dari bukti penelitian yang berkembang bahwa ada hubungan yang kuat antara kesehatan jantung dan otak," ujar Dr Maria Carrilo, Kepala Alzheimer's Association Chief Science Officer.
Menurutnya, hasil penelitian ini bisa menjadi awal yang menarik untuk memulai mengidentifikasi dan menyelidiki mekanisme di balik hubungan tersebut. "Mekanisme tersebut, dapat memegang kunci untuk strategi perawatan dan pencegahan yang efektif untuk Alzheimer dan demensia," pungkas Dr Carrilo.
(hel)